PERSIB Bandung, tepatnya sepak bola Bandung tidak pernah miskin bakat dan talenta. Namun, Maung Bandung selalu kebingungan mengemas bakat dan talenta tersebut untuk dimekarkan dan dikembangkan.
Gelar juara Piala Suratin musim 2003 dan 2006, juara Piala Haornas 2005, medali emas Porda 2006 dan 2010 adalah beberapa bukti nyata jika Kota Bandung masih jadi salah satu gudang talenta pesepak bola berbakat.
Jika merunut pada struktur perusahaan maupun manajemen di tubuh PT. Persib Bandung Bermartabat (PT. PBB) itu sendiri, tidak ada pos atau bagian yang dikhususkan untuk mengemas produk pembinaan seperti bagian pengembangan pemain muda.
Bicara latar belakang dari masing-masing figur yang bekerja dalam struktur perusahaan pun, bisa dikatakan tidak ada yang memiliki basicsebagai seorang praktisi sepak bola murni. Untuk urusan teknis tim, lebih difokuskan pada peran pelatih beserta para staf kepelatihan lainnya.
Tidak mengherankan jika tantangan Persib untuk memoles bakat-bakat pemain muda menjadi produk andalan jadi hal paling sulit dijawab dan dilakukan sejalan dengan kebiasaan Maung Bandung itu sendiri dalam mengemas diri sebagai klub profesional.
Keputusan menunjuk sosok Indra Mochamad Tohir sebagai penasihat teknik, memang terkesan terlambat karena rencana pengadaan figur di posisi ini sebenarnya sudah muncul dalam pikiran para petinggi PT. PBB sejak lama.
Tapi kebijakan untuk melibatkan Indra Tohir sebagai penasihat teknik tetap patut diapresiasi. Paling tidak jika hubungannya dengan upaya mengekploitasi kepentingan pembinaan, Indra Tohir dengan prestasi masa lalunya bersama Persib, juga punya pengalaman berkutat dengan urusan membina pemain muda.
Menurut mantan pemain Persib, Mustika Hadi, bakal berkembang atau tidaknya bakat seorang pemain tergantung kemampuan figur yang membinanya ketika si pemain masuk ke level senior atau profesional.
“Bukan semata-mata karena bakat dan kemampuan Andik Vermansyah, jika ia kemudian jadi pemain andalan di Persebaya Surabaya dan Timnas. Tapi karena peran dari orang-orang yang selama ini memolesnya dari mulai junior sampai senior,” tutur Mustika menganalogikan pentingnya peran seorang pelatih dalam menaruh kepercayaan kepada seorang pemain.
Mustika sangat menyayangkan ketika kenyataanya Persib selalu kesulitan mengorbitkan pemain muda hasil dari proses pematangan di tim junior. Rata-rata diantara mereka terlupakan dan akhirnya memilih pergi mengadu nasib di klub lain.
“Walaupun Persib kalah, tapi Budiawan punya kemampuan mengubah permainan jadi lebih baik (saat melawan Arema Indonesia). Lebih banyak kesempatan dan kepercayaan akan membentuk mereka baik secara kualitas dan mental. Terlepas apakah nantinya para pemain muda ini tidak sesuai harapan, yang jelas mereka butuh kepercayaan untuk mendapatkan peluang berkembang,” tandasnya.
Source: persib holic/ ziyan M Nasyith
Tidak ada komentar:
Posting Komentar