Jakarta - Pelatih Persija Jakarta, Iwan Setiawan, akhirnya mengundurkan diri usai laga Liga Super Indonesia (ISL) melawan Persisam Samarinda, Minggu (26/2/12).
Keputusan tersebut disampaikan Iwan usai laga yang berakhir tanpa gol di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Namun ia menegaskan bahwa keputusannya itu merupakan akumulasi dari kekesalan yang akhirnya memuncak.
“Yang jelas ini merupakan rentetan kekecewaan saya setelah bertahun-tahun berkiprah di sepakbola nasional. Saya adalah pelatih yg paling banyak kena skorsing karena protes kinerja wasit. Saya sudah sangat lelah. Waktu melatih Persikabo, saya pernah kena potong 3 poin karena protes kinerja wasit,” ungkap Iwan, saat dihubungi INILAH.COM.
Pelatih yang dikenal dengan ciri khasnya mengenakan baju koko setiap mendampingi timnya itu sudah melatih klub top level sejak era Galatama. Ia pernah melatih Persikabo Bogor di tahun 1998 di usia 29 tahun dan memiliki lisensi pelatih level A Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) dan S3 nasional.
Sang pelatih juga mengungkapkan, bukan kali ini saja ia dirugikan wasit asal Malang tersebut.
“Wasit Djumadi ini jorok dan tidak jujur. Sebagai pelatih yang telah banyak malang melintang di sepakbola nasional dan punya sertifikasi melatih S3 nasional, saya tahu benar tentang peraturan permainan. Kami ini bukan orang bodoh.”
“Saya cukup fair dengan bilang wasit tidak jujur. Yang menjadi kekecewaan saya bukan karena gol kami dianulir, tetapi karena kami seharusnya dapat penalti ketika Pedro dijatuhkan. Kami juga harusnya dpt penalti ketika tendangan pedro kena tangan pemain Persisam,” sambungnya.
Kesan negatif Iwan terhadap Djumadi pertama ia dapat saat masih melatih Persikabo, yang masih bertarung di Divisi Utama pada tahun 2009.
“Djumadi yang saya ingat, anak ini sering buat masalah. Kami menang 1-0 dan pertandingan dihentikan karena lapangan banjir. Terus, pertandingan dilanjutkan keesokan harinya dengan tambahan waktu empat menit,” jelasnya.
“Tapi, saya tunggu 4, 7, 8 menit pertandingan belum juga berhenti. Akhrinya, sampai 12 menit saya lihat di stop watch saya, dia baru berhentikan pertandingan. Untung, kita tetap menang 1-0. Waktu itu kami ofisial persikabo sampai ke pinggir lapangan. Jadi wasit ini memang tidak jujur. Jumadi sebenarnya pernah di degradasi dari wasit ISL ke divisi utama, tapi diangkat lagi,” tandasnya.
Source: bola inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar